Foto Ilustrasi sumber: asiatoday.id |
Kekeringan ekstrem dan degradasi hutan di Amazon
Hutan Amazon berubah akibat perubahan iklim global. Kawasan paru-paru dunia ini mengalami kekeringan ekstrem hingga fungsi hutannya terdegradasi. Menurut Prof Ronny Rachman Noor, pakar genetika ekologi dari IPB University, kekeringan ekstrem yang menimpa Amazon juga berdampak langsung pada kehidupan penduduk yang tinggal di kawasan itu. Air dan pangan menjadi langka, bahkan transportasi terhambat oleh sungai yang mengering. Kerusakan hutan Amazon ini seharusnya menjadi pelajaran yang berharga bagi Indonesia karena kelangsungan hidup generasi mendatang dapat terancam akibat degradasi lingkungan dan hilangnya keanekaragaman hayati.
Aktivitas manusia menjadi penyebab utama kerusakan ekosistem
Penyebab utama kehancuran ekosistem di hutan Amazon berasal dari aktivitas manusia. Menurut Prof Ronny, kepentingan ekonomi jangka pendek yang diprioritaskan menyebabkan masuknya perusahaan pertambangan, pertanian, dan peternakan besar-besaran yang memberikan derita kepada penduduk asli yang bergantung pada keberadaan hutan tropis ini. Kerusakan hutan yang telah terjadi selama puluhan tahun, ditambah dengan kekeringan yang melanda, menjadikan kehancuran hutan Amazon semakin tidak teratasi. Hutan Amazon telah hilang sebanyak 17 persen dari total luasnya, dan suhu global juga meningkat di atas suhu praindustri. Data mengungkapkan bahwa kekeringan ekstrem tahun ini telah memicu kebakaran hutan yang tidak terkendali dan tingkat kematian satwa liar juga semakin meningkat.
Ancaman kekeringan terhadap hutan dan satwa Amazon
Pada tahun 2015, hutan Amazon pernah dilanda kekeringan parah yang menyebabkan kematian 2,5 miliar pohon dan tanaman, serta satwa liar. Prof Ronny menekankan bahwa hutan Amazon berada dalam kondisi kritis karena tingkat deforestasi mencapai 25 persen dan suhu rata-rata sudah melebihi periode praindustri. Selain itu, kekeringan ekstrem saat ini juga memicu lahan terbuka yang tidak terkendali dan meningkatkan suhu air hingga mencapai 40,9 derajat Celcius, yang mempengaruhi kelangsungan hidup satwa liar seperti lumba-lumba yang menghuni danau di Amazon. Semua ini menjadi tanda-tanda bahwa hutan Amazon sedang menghadapi bahaya kekeringan yang serius.
Membangun kesadaran akan pentingnya konservasi hutan
Dengan keadaan hutan Amazon yang semakin kritis, penting bagi Indonesia untuk memanfaatkan situasi tersebut sebagai pembelajaran. Konservasi lingkungan dan keanekaragaman hayati harus diutamakan untuk melindungi hutan dan sumber daya alam kita. Langkah-langkah untuk mengurangi deforestasi dan meredam perubahan iklim harus segera diambil untuk mencegah kerusakan yang tidak dapat diperbaiki. Para pemimpin dan masyarakat perlu bekerja sama dalam upaya konservasi ini, agar keindahan dan keberlanjutan hutan Amazon bisa dilestarikan bagi masa depan generasi mendatang.
Video Terkait:
0 komentar:
Posting Komentar